Perkembangan musik di indonesia bisa dibilang sangat
membanggakan. apalagi ditambah akan kreatifitas anak – anak band yang tidak
melupakan budaya musik tradisional contonya seperti bondan prakoso yang
memasukkan keroncong dari budaya jawa ada juga balawan yang memasukkan unsur
musik bali dalam musiknya. Di dalam sejarah musik indonesia yang pertama kali
memasukkan unsur musik ke dalam Indonesia berasal dari agama Hindu dengan
menggunakan unsur alam sebagai ritual keagamaan dalam masyarakat. Semakin
majunya jaman maka ada beberapa era musik di Indonesia yang paling diingat, ada
beberapa era antara lain :
1. Era sebelum 70-an
Sekutu dan NICA mulai menguasai kota secara de facto. Saat Tentara Republik
Indonesia dipaksa menyerah dan meninggalkan kota sejauh radius 11km; Majelis
Persatuan Perjuangan Priangan memutuskan untuk membakar kota untuk mencegah
Sekutu dan Belanda mempergunakan fasilitas dan instalasi penting yang ada di
kota itu
2. Era 70-an
Koes Bersaudara adalah rajanya pada masa ini. Lagu-lagunya banyak mencapai Hits
dan Koes bersaudara mendapat julukan sebagai The Beatlles-nya Indonesia.
Setelah Toni Koeswoyo memilih bersolo karir posisinya di ganti Murry, dan
kemudian kata ‘bersaudara’ diganti menjadi ‘Plus’. Ini di karenakan Murry bukan
berasal dari keluarga Koeswoyo. Beberapa kali dicekal dan masuk penjara. Ini di
karenakan Koes Plus membuat beberapa lagu dengan menggunakan lirik
berbahasa asing. menurut pemerintahan Soekarno ini tidak mencerminkan watak
Nasionalisme dan bisa membahayakan. beberapa lagu koes Plus yang berbahasa
asing sampai sekarang masih enak terdengar, diantaranya lagu yang berjudul ‘
Why do u love me’. Selain Koes Plus nama lain yang ikut meramaikan musik
Indonesia juga lumayan banyak, tapi menurut saya Koes Plus-lah yang
menjadi ikon di era ini.Secara tema, selain lagu dengan tema cinta modern milik
Koes Plus lagu dengan tema percintaan dan kancah peperangan masih sering
terdengar disini.
3. Era-80-an
Pada era ini jenis lagu yang mendominasi adalah lagu pop yang mendayu-dayu,
bertempo lambat dan cenderung berkesan cengeng. Rinto Harahap, Pance pondaaq, A
ryanto, dan Obbie Mesakh adalah nama-nama pencipta lagu yang cukup produktif di
era ini.Yup inilah masanya lagu patah hati! Nama-nama seperti; Nia Daniaty,
Betharia Sonata, Ratih Purwasih, Iis Sugianto, adalah beberapa nama yang
merupakan spesialis lagu sedih.Lagu-lagu balada juga lumayan laku ini mungkin
karena temponya lambat juga. Nama seperti Ebiet G Ade dan Franky and Jane
sangat familiar juga waktu itu., Saya masih ingat betul betapa lagu-lagu
mereka begitu melekat di hati pendengarnya, kakak saya yang waktu itu masih
SMP, punya 4 buah buku tulis tebal yang khusus mencatat lirik lagu-lagu mereka.
Bahkan boleh di bilang saya aja yang waktu itu masih kelas 2 SD sudah hafal
hampir seluruh lagu yang hits di era itu! Biasanya sambil menunggu padi yang
menguning agar tidak di serang burung pipit, kita nyanyi-nyanyi lagu itu secara
koor (rame-rame) di atas ranggon (dangau di tengah sawah yang bertingkat!)
kayaknya seru. Beberapa lagu sempat menjadi fenomenal. Diantaranya lagu
‘gelas-gelas kaca’ dan lagu ‘hati yang luka’ milik Betharia Sonata. Lagu yang
berjudul ” Aku masih seperti yang dulu’, yang di nyanyikan Dian Piesesha bahkan
sampai terjual 2 juta kopi. Angka yang sangat fenomenal waktu itu, dan rekord
ini baru di kalahkan oleh Sheila on7 belasan tahun berikutnya lewat lagu ‘Dan’
serta ‘Kita’ ! Harmoko yang waktu itu menjabat sebagai mentri
Penerangan,menyebut lagu mereka sebagai lagu ‘ngak-ngik-ngok’ dan melarang
peredaran lagu-lagu jenis ini dengan alasan, membuat mental bangsa menjadi
lemah, masyarakat jadi cengeng dan malas bekerja.Tapi apa ada korelasinya? Dan
apa itu sudah sesuai dengan kapasitas dia sebagai mentri penerangan untuk
melakukan pelarangan terhadap sebuah aliran musik?
Di tengah derasnya aliran cengeng sebenarnya ada beberapa musisi yang tetap
konsisten dengan aliran mereka yang tidak terbawa arus untuk memainkan musik
yang meratap-ratap. Diantaranya ada Fariz RM, Vina Panduwinata, Gombloh dll.
Musik mereka sering disebut sebagai musik pop kreatif. Lagu Vina yang berjudul
‘Burung Camar’ bahkan jadi hits dimana-mana.
DI era ini musik rock juga sempat berjaya meski hanya sebentar, bebrapa nama
seperti, Ikang Fauzy, Nicky Astria, Gito Rollies, dan beberapa group rock
seperti Goodbles yang kemudian berubah menjadi GONG 200 sempat berkibar.Nicky
Astria bahkan manjadi ikon Rocker cewek Indonesia setelah era-nya Euis
darliah.Group-group musik baru pun mulai bermunculan di akhir era ini (tepatnya
di 90-an awal kali) seperti; Dewa 19, Slank, Boomerang, Vodoo,dan masih banyak
lagi group-group musik rock lainya yang hanya numpang lewat doang!
4. Era-90-an
Setelah Mentri Harmoko melakukan pelarangan terhadap musik ,ngak-ngik-ngok’
akhirnya, aliran musik cengeng ini menjadi surut, dan musik pop Indonesia
seperti kehilangan arah. Dampak positifnya musik dangdut menjadi lebih hidup
dan meriah. Bahkan banyak dari para penyanyi yang tadinya beralirab pop dan
rock beralih ke dangdut dan kemudian tercipta jenis musik baru yaitu pop
dangdut! Obbie mesakh sukses menciptakan lagu ‘mobil dan Bensin’ yang
dinyanyikan santa Hokki, dan kemudian jenis lagu ini seperti merajalela. Bom
berikutnya lagu yang berjudul; ‘Gantengnya Pacarku’ yang dinyanyikan Nini
karlina semakinmemperkuat eksistensi musik jenis ini yang akhirnya mengarah ke
jenis musik rancak sedikit disco? Jefry Bule kemudian menjadi sangat terkenal
sebagai pencipta lagu musik jenis ini. Karya-karyanya banyak yang menjadi
Hirts. Doel sumbang pun yang biasanya menyanyikan lagu daerah dan protes sosial
mencoba keberuntungan di jenis musik ini dan sukses dengan lagu ‘Kamu’ ‘pun
Ahmad albar yang notabene penyanyi beraliran rock akhirnya ikut terseret dan
menyanyikan lagu ‘ Zakiyah’.
Group-group musik baru sebenarnya juga ada beberapa yang potensial dan mencetak
hits yang lumayan, tapi gaungnya tetap kalah. Ada Dewa 19 dengan lagu
‘Kangen’nya, Slank dengan lagu ‘Terlalu manis’ dan Indra Lesmana dengan lagu
‘Aku ingin bebas’ ada beberapa lagi yang saya lupa sebutkan.
Disaat yang bersamaan saat musik Pop Indonesia kehilangan Greget, masuklah Ami
Search, musisi dari negeri jiran, Malaysia dengan lagunya ‘ Isabela’ dan
langsung menjadi Hits! Lagu Isabela inilah yang menjadi lokomotif bagi musisi
dan lagu-lagu malaysia lainnya untuk membanjiri pasaran musik
Indonesia.Beberapa nama yang menjadi terkenal kemudian adalah Salim Iklim,
Ella, Nora, dll. Saat itu musik Malaysia benar-benar merajai musik Indonesia.
Beberapa musisi Indonesia , meniru gaya mereka dan menciptakan trend musik baru
” POP ROCK!” Nama seperti, Dedy Dores, Nike Ardilla, Inka Christy,Nafa urbach
dan masih banyak lagi begitu seragamnya menyanyikan lagu ini. Nike Ardila
membuat terobosan gaya dalam berpenampilan Rock. Musik Rock yang biasanya di
nyanyikan dengan sangar tiba-tiba saja menjadi lembut dan mendayu-dayu dengan
gaya seadanya, sekedar bergoyang dikit dan memainkan ekspresi muka ternyata ia
di terima masyarakat luas!
Jenis musik ini ternyata cepat membuat bosan terutama setelah kematian Nike
Ardilla dan tak adanya inovasi dari musisi Malaysia.
Beberapa nama baru muncul di dunia rekaman Indonesia, ada Kahitna, Java jive,
Krisdayanti, Jingga,
Beberapa label rekaman kemudian mengeluarkan album kompilasi dari beberapa
group musik yang mengambil aliran alternatif dan ternyata laris manis. Produser
musik tentu saja senang dengan modal yag gak begitu besar mereka dapat
keuntungan besar. Akhirnya album-album kompilasi jadi trend waktu itu.Beberapa
nama yang berhasil terangkat dari trend ini yaitu; Padi, Cokelat, Air, Wong,
Peterpen, dan masih banyak lagi!
Di Akhir tahun 90-an, Sheila on7 membuat gebrakan baru, lagunya yang
berjudul ‘ Dan’ jadi Hits bahkan lagu lainnya yang berjudul ‘kita’ seakan
jadi lagu wajib untuk acara kumpul-kumpul atau nongkrong. Waktu kemping aja
lagu ini terus kita ulang-ulang. Secara musikalitas sebenarnya tak ada yang
istimewa dari group musik asal Jogja ini. Suara Duta biasa-biasa saja, tampang
mereka juga kampung banget tapi lagu mereka yang baru bener-bener berbeda, ada
kesan indie dan liriknya remaja banget, lugas dan apa adanya. Album pertama
mereka terjual lebih dari 2 juta keping. BAhkan album mereka juga laris manis
di Malaysia dan Singapura!. Ini mengalahkan record yang sebelumnya di pegang
oleh lagu ‘ Aku masih seperti yang dulu’. Tak berapa lama Group Band Dewa
dengan formasi barunya kembali hadir setelah fakum selama 2 tahun dan kembali
melahirkan beberapa Hits dan juga terjual lebih dari 2 juta kopi! Padi group
band keluaran dari musik kompilasi juga tak mau kalah. Album baru mereka ‘lain
Dunia’ laris dimana-mana dan juga terjual lebih dari 2 juta keping! Yang perlu
dicatat adalah album mereka terjual disaat krismon melanda Indonesia ! Reza
Artamivea juga boleh di bilang cukup berhasil, mengusung musik beraliran
R&B, suara sexinya berhasil memukau pecinta musik Indonesia.
5. Era 2000
Pada era ini selera masyarakat lebih ke group-group musik di bandingkan dengan
penyanyi yang bersolo karir. Beberapa penyanyi solo yang sempat berjaya
perlahan redup di masa ini. Nama-nama yang masih bertahan hanya beberap
gelintir, semisal; Krisdayanti, Chrisye, Titi Dj, dan Glen. Selebihnya musik di
dominasi oleh group-group musik yang makin ramai oleh para pendatang baru.
Nama-nama seperti; Peterpen, Ungu, Dewa, Gigi,Ten 2 Five, Maliq d esential,
Samson, Nidji, dan Radja seakan mendominasi ruang musik Indonesia.
beberpa solois memang ada yang baru dan berhasil tapi tetep gaungnya masih
kalah. nama-nama seperti; Tompi, Rio Febrian, Resa Herlambang, Bunga c
Lestari,Shanty, Dewi sandra semoga masih tetap bisa bersaing di tahun-tahun
berikutnya.
Tapi yang pasti era ini adalah era emasnya musik Indonesia de tengah lesunya
musik di dunia International musik Indonesia malah berjaya, bahkan sampai ke
negeri tetangga.
0 komentar:
Posting Komentar