Garut, 12
September 2013
Seperti
yang kita ketahui, bahwa pada hari minggu 8 September 2013 masyarakat Garut
telah disibukan dengan adanya Pemilukada yang menentukan komitmen kota Garut
kedepanya. Sedikit harapan timbul dari berbagai kalangan, termasuk dari para
Pakar pendidikan yang mengharapkan perbaikan ke aktifan Pemerintah dalam
mengamati dan mengawasi proses belajar mengajar yang terjadi di kota Garut,
khususnya di sekolah – sekolah yang terpencil.
Yeyen
Hariyana S.Pd, kepala sekolah SDN Cimuncang IV Kabupaten Garut. Beliau
menyayangkan sikap pemerintah yang seolah menutup mata melihat sekolah -
sekolah yang terpencil yang mempunyai Sumber Daya Manusia yang begitu
bersemangat untuk menimba ilmu demi kelangsungan masa depanya kelak. “Ya, saya sangat menyayangkan kepada
pemerintah setempat yang terkesan acuh. Sebab lihatlah semangat murid – murid
yang tak kenal lelah, mereka rela menempuh jarak yang cukup jauh demi belajar. Lihatlah
Staf Tenaga Kerja kami yang berlabel Honorer, mereka (para Guru Honorer) tidak
mementingkan dirinya sendiri, melainkan memilih berbakti demi kelangsungan
proses pembelajaran yang aktif, inovatif, dan imajinatif. Mereka berhati mulia,
berkorban demi kelangsungan masa depan anak didiknya“, jelasnya kepada kami.
Beliaupun menyayangkan karena kurangnya sarana yang menjadi acuan bagi anak
seperti, kurangnya fasilitas kelas untuk proses belajar, buku – buku yang
terbatas dan kurang memadai bagi mereka, akses jalan yang kurang layak, ketidak
nyamanan kelas dan masih banyak kekurangan yang mereka anggap kelebihan yang
mereka syukuri adanya. Kamipun bertanya, Pak, bagaimana dengan aktifitas
keseharian di sekolah ini, apakah ada Ekskul yang berjalan seperti layaknya
sekolah lainya ? ”Ya, tentu. Jelas itu misi kami untuk mengembangkan kemampuan
anak – anak, baik itu di bidang pendidikan, olah raga, seni, dsb. Namun sayang,
selain fasilitas yang kurang pas, waktu
yang kami berikanpun cukuplah singkat. Sebab ketika siang hari sekolah kami
sudah ditempati oleh murid - murid dari SMP 6 Garut, terlalu jauh akses mereka
menuju sekolah mereka”, kutipnya kepada kami.
Dengan
pernyataan tersebut tentu sangatlah miris, coba bandingkan dengan sekolah –
sekolah yang terdapat di kota – kota besar. Tentu sangat berbeda jauh kualitas
dan sarana yang dimiliki. Bandingkan ketika mereka (murid – murid di Kota
besar) telah menggunakan dan mempraktikan media – media elektronik yang mereka
miliki, itu hanyalah mimpi bagi mereka yang terpencil, mereka hanya dapat
melihatnya di Televisi. Mereka hanya memikirkan bagaimana mereka sampai di
sekolah tepat waktu, belajar dengan giat dan terus memperkaya ilmu mereka agar
mereka dapat seperti mereks kedepanya. Banyak sekali pertimbangan yang mereka
pikirkan untuk meraih masa depan yang seharusnya mereka nikmati dan hilangkan
beban – beban yang dapat mengganggu proses pembelajaran yang akan mereka dapat.
Sudah hendaknya calon pemimpin kita kedepan
harus mampu menanggulangi keluhan – keluhan yang bukan hanya di dengar, namun
di realisasikan kebenaranya. “ Momen kali ini sangat tepat, semoga dengan
adanya pemilu pemilihan Bupati dan Wakilnya sekarang ini, maka merekapun cepat
tanggap dan segera melihat kami (orang – orang yang terpencil), agar kita warga
Garut bisa bangkit dan mampu bersaing, berbicara banyak di tingkat nasional”, pungkasnya.
“FRD
0 komentar:
Posting Komentar