Fotografi.
Merupakan sebuah bentuk pesan non-vebal yang di bagikan kepada khalayak untuk
di konsumsi secara masal dan diketahui kebenaran posisi fakta dan pesan moral
yang dikandungnya. Khalayak
tidaklah melihat bagaimana peranan sang fotografer di belakang layar. Resiko,
nyawa, dan pertaruhan antara profesi, pertemanan, dan rohani sesama umat
manusia mereka pertaruhkan demi kepuasan khalayak yang menginginkan informasi
yang begitu cepat dan berkualitas.
Hal tersebut tercermin di dalam Film Documenter yang di alami oleh tokoh
pemeran itu sendiri. "The Bang bang club" merupakan suatu kisah
sekelompok jurnalis yang mengemban tugas mencari bukti - bukti autentik
mengenai perang antar ras kala itu di Afrika Selatan. Bagaimana Greg Marinovich (Ryan Phillipe), Joao Silva (Neels Van Jaarsveld), Kevin
Carter (Taylor Kitsch),
dan Ken Oesterbroek (Frank
Rautenbach) menantang maut
demi sebuah pekerjaan yang ingin mereka dapatkan secara baik dan bernilai seni
tinggi. Lihatlah mereka berdiam ditengah peperangan antar ras yang sedang
terjadi, bahaya seolah tak mereka risaukan, seolah itu menjadi makanan sehari –
hari yang tak pernah saya bayangkan di dalam dunia fotografi. Hilanglah sudah
pemikiran saya tentang dunia fotografi yang glamour, selalu mengedepankan hawa
nafsu di banding kinerja yang sakral dan bernilai tinggi.
Sungguh tak adil. Disaat mereka memotret kehidupan peperangan yang kejam dan
tak berperikemanusiaan itu, mereka di tuntut untuk tetap netral, tidak memihak
pihak manapun. Tujuanya sangatlah mudah di terka, tujuan tersebut agar ketika
mereka memotret mereka tidaklah di anggap musuh yang datang dari kelompok lain
ketika mereka menolong kelompok lain yang sedang menuju arah kematian. Lihatlah
ketika Kevin mendapatkan sebuah hasil foto seorang
anak kecil yang manis menghadapi ajalnya. Bukanlah ditemani sang Malaikat,
melainkan ditemani burung pemakan bangkai yang siap untuk menyantap anak kecil
yang siap mati karena kelaparan itu.
Lihatlah penyesalan mereka, lihatlah teman mereka yang mati akibat tertembak
pada saat peperangan antar-ras itu sedang terjadi. Dan lihatlah begitu
menyesalnya Kevin yang malah memotret anak yang akan mati dan bukanlah
menolongnya, lalu membawanya ke tempat yang lebih baik. Kevinpun
memilih mati ditanganya sendiri daripada terus tertekan dan mati bertahap
karena memikirkan hal tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar